Sabtu, 19 September 2009

Arti Persahabatan

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??

Salah Kaprah Makna Idul Fitri

Siapa yang tahu arti dari “idul Fitri”? Kembali kepada kesucian? Kepada fitrah? Ternyata bukan!

Idul Fitri dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata, yaitu عيد dan الفطر . Orang-orang (khususnya Indonesia, yang saya tahu) sering mengartikan ‘ied sebagai “kembali”, dan al-Fithri sebagai “fitrah” — kembali kepada fitrah. Kelihatannya memang tidak salah, namun ternyata arti sebenarnya bukanlah itu.

Setelah mencari tahu arti kata عيد, saya menemukan bahwa dalam bahasa Inggris kata tersebut diartikan sebagai “feast, festivity” — Hari Raya. Kata ini juga dipakai untuk menamakan hari-hari seperti Halloween (العيد القديسين), Paskah (عيد الفصح), Natal (عيد الميلاد), dll. Dalam Islam sendiri kita mengenal dua hari raya (عيدين), yaitu Idul Fitri (عيد الفطر) dan Idul Adha (عيد الأضحى).

Lalu bagaimana dengan Fitri? Arti yang tepat untuk kata الفطر adalah “breakfasting“, berbuka (kata benda). Bagi yang sudah pernah belajar bahasa Arab tentu mengenal kosakata seperti إفطار (buka puasa), يفطر (berbuka), فطور (sarapan), yang dibentuk dari asal kata yang sama dengan الفطر. Bahkan dalam bahasa Inggris sarapan dan berbuka sama-sama disebut dengan “breakfast” (to break the fast — berbuka puasa).

Dengan demikian, jelas bahwa arti (makna) yang tepat dari Idul Fitri (عيد الفطر) tidak lain adalah Hari Raya Berbuka (Festival of the Breaking of the Fast). Artinya, setelah 29-30 hari umat Islam menahan diri dengan berpuasa di bulan Ramadhan, pada hari tersebut Allah mempersilahkan hamba-Nya untuk kembali berbuka (tidak puasa lagi). Ini juga menjelaskan mengapa kita memberikan makanan sebagai zakat fitri (زكاة الفطر — bukan zakat Fitrah), karena memang artinya ya seperti itu — zakat berbuka. :roll:

Powered By Blogger